Appropriation 190 After The Arrest of Diponegoro

Rp 12.000.000
SKU: ART-HPY-0012459429

 Tentang Karya : 

Ukuran : 130 x 170 cm
Media : Acrylic on Canvas

Deskripsi :

Menyodorkan isu perdamaian tentunya membuka perenungan serta kesadaran berkarya. Persoalan Perang, Rasisme, Kekerasan dan Pemberontakan. Sejarah peradaban manusia, pembangunan ruang hidup selalu terancam kehancuran. Dalam konteks ini memberikan pilihan dalam karya, bagaimana hal tersebut dapat membantu penonton atau publik seni dalam membangun kesadaran serta menjadi refleksi terapi psikologis dalam menyikapi suatu peristiwa.

Antusiasme tinggi dari masyarakat dalam menyikapi dan menjaga perdamaian mengundang nilai positif dalam diri setiap orang, sehingga dalam hal ini menimbulkan optimistik penuh semangat dan harapan baik untuk kedepannya.

Lukisan berjudul “Appropriation 190 after the arrest of Diponegoro” ingin menunjukan bagaimana seseorang yang mengalami Lucid Dreams seolah membayangkan dan melihat kejadian yang melibatkan diri sendiri dalam mimpi. Koflik yang terjadi dalam lukisan Raden Saleh digambarkan kembali dengan kondisi pasca pemberontakan. Tumbuhnya bunga dan ekosistem baru di tempat yang sama dimaksudkan menjadi simplikasi imaji harapan kedepannya.

Tentang Seniman :

Happy Wahyu Firdaus lahir pada tanggal 12 April 1997 di Lamongan, pada periode tahun 2015-2019, Happy mendapatkan Pendidikan di Seni Rupa Murni, Universitas Brawijaya Malang dan melakukan pameran Tunggal pertama kali tahun 2021 di Galeri Raos Batu, bekerja sama dengan “Jatim Biennale” dan mulai mengikuti pameran di beberapa kota diantaranya Malang, Batu, Jogja, Semarang, Jakarta dan Malaysia.

Happy merupakan seorang Laboran yang berkerja di laboratorium seni Universitas Brawijaya Malang. Ia juga seorang seniman yang memfokuskan diri pada isu-isu perempuan dan sosial masyarakat. Dalam prakteknya, Happy memfokusan diri pada tema-tema citraan perempuan, eksotisme perempuan, dan sosial masyarakat. Happy yang sebelumnya menekuni seni grafis, dia mencoba melukis. Pada perpindahan ke media karya yang baru ini, unsur garis yang dilukiskan masih tegas terasa. Warna-warna yang digunakan seperti namanya, sangat gembira sekali. Narasi kefeminisan juga kental melekat.

Melihat dalam beberapa karya Happy, lukisan tidak hanya menjadi sebuah subyek, akan tetapi juga hadir menjadi obyek berdampingan dengan elemen lain. Dari beberapa karya Happy merupakan kombinasi antara refleksi dan kontradiksi tentang “diri” itu sendiri. Dengan menggunakan sketsa dan kameranya, Happy menggoreskan dan merekam berbagai pose, yang kemudian dilukisankan. Dengan cara tersebut, Happy menganggap bahwa ketika dirinya menjadi subyek di saat yang bersamaan dia juga menjadi obyek. Hasil karyanya dianggap dapat menggambarkan bahwa “diri” dapat dipisakan dan menjadi pusat subyek dari subyektifitas diri, dan identitas mengenai diri akan selalu hadir diantara kehidupan. Perkara identitas nampaknya sudah terjawab. Tidak perlu lagi resah akan hal itu karena secara naluri bawah sadar akan melekat didalam dirinya.

Customer Reviews

Be the first to write a review
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)