Solitude #2

Rp 3.500.000
SKU: ART-HPY-0012459431

Tentang Karya : 

Ukuran : 50 x 40 cm
Media : Acrylic on Canvas

Deskripsi :

Alam semesta seiring berjalannya waktu akan terus mengalami perubahan. Sehingga perubahan tersebut harus kita pahami serta sadari sebagai sebab dan akibat atas realitas yang ada.

Menyimpan segala macam keindahan dengan tujuan dapat dilihat dan dinikmati keindahannya. Namun atas nama keserakahan manusia menyebabkan alam tersebut menjadi rusak dan menimbulkan ketidaknyamanan serta akan mengancam kehidupan manusia itu sendiri.

Lukisan ini menampilkan figure Perempuan membawa panah dengan gesture penuh kewaspadaan atas lingkungan sekitar. Sebagai representasi atas sulitnya merasakan kedamaian dan kenyamanan serta penuh kecemasan.

Tentang Seniman : 

Happy Wahyu Firdaus lahir pada tanggal 12 April 1997 di Lamongan, pada periode tahun 2015-2019, Happy mendapatkan Pendidikan di Seni Rupa Murni, Universitas Brawijaya Malang dan melakukan pameran Tunggal pertama kali tahun 2021 di Galeri Raos Batu, bekerja sama dengan “Jatim Biennale” dan mulai mengikuti pameran di beberapa kota diantaranya Malang, Batu, Jogja, Semarang, Jakarta dan Malaysia.

Happy merupakan seorang Laboran yang berkerja di laboratorium seni Universitas Brawijaya Malang. Ia juga seorang seniman yang memfokuskan diri pada isu-isu perempuan dan sosial masyarakat. Dalam prakteknya, Happy memfokusan diri pada tema-tema citraan perempuan, eksotisme perempuan, dan sosial masyarakat. Happy yang sebelumnya menekuni seni grafis, dia mencoba melukis. Pada perpindahan ke media karya yang baru ini, unsur garis yang dilukiskan masih tegas terasa. Warna-warna yang digunakan seperti namanya, sangat gembira sekali. Narasi kefeminisan juga kental melekat.

Melihat dalam beberapa karya Happy, lukisan tidak hanya menjadi sebuah subyek, akan tetapi juga hadir menjadi obyek berdampingan dengan elemen lain. Dari beberapa karya Happy merupakan kombinasi antara refleksi dan kontradiksi tentang “diri” itu sendiri. Dengan menggunakan sketsa dan kameranya, Happy menggoreskan dan merekam berbagai pose, yang kemudian dilukisankan. Dengan cara tersebut, Happy menganggap bahwa ketika dirinya menjadi subyek di saat yang bersamaan dia juga menjadi obyek. Hasil karyanya dianggap dapat menggambarkan bahwa “diri” dapat dipisakan dan menjadi pusat subyek dari subyektifitas diri, dan identitas mengenai diri akan selalu hadir diantara kehidupan. Perkara identitas nampaknya sudah terjawab. Tidak perlu lagi resah akan hal itu karena secara naluri bawah sadar akan melekat didalam dirinya.

 

Customer Reviews

Be the first to write a review
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)
0%
(0)