This site has limited support for your browser. We recommend switching to Edge, Chrome, Safari, or Firefox.

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Cart 0

Congratulations! Your order qualifies for free shipping You are Rp 200 away from free shipping.
No more products available for purchase

Products
Pair with
Is this a gift?
Subtotal Free
Shipping, taxes, and discount codes are calculated at checkout

HUMAN DAY | Art Exhibition By : RI. Aspagura

HUMAN DAY

Populasi hewan hampir merata di seluruh bumi.Tidak terkecuali yang berada di ujung dunia.Burung hantu salju, beruang kutub, maupun rubah arktik (vulpeslogopus) dapat bertahan dan berkembang biak di kutub utara. Wilayah kutub selatan yang cenderung lebih dingin dari kutub utara, dengan minus 60 sampai minus 89 derajat celcius masih juga terdapat hewan yang dapat berkembang biak dengan baik, seperti penguin kaisar ( aptenogytesforsteri), maupun penguin raja. Dengan cuaca yang ektrem sekalipun, hewan dapat bertahan hidup.Sungguh sebuah anugerah dari Tuhan yang nyata adanya.Sebagai salah satu makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, sudah barang tentu hewan berperan sebagai bagian dari keseimbangan alam, sama halnya dengan tumbuh-tumbuhan yang ada.
Namun bagaimana dengan manusia atau kita? Karena terdapat sedikit perbedaan yang mencolok antar kita dengan hewan maupun tumbuhan, yaitu “dapat berpikir”, maka bagaimana peran kita terhadap bumi? Sebagai salah satu makhluk hidup yang menghuni bumi, kita (manusia) hampir semuanya mempercayai Tuhan sebagai Sang Pencipta alam semesta.Yang segalanya ini merupakan hasil ciptaan Nya.
Manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada di alam semesta ini memiliki status yang sama bagi Tuhan. Bedanya, manusia yang diciptakan dengan akal, budi serta diberi wewenang sebagai wakil Tuhan untuk mengelola, merawat, memelihara, dan memanfaatkan alam untuk kebutuhan hidup .Wewenang ini seharusnya tidak kemudian membuat manusia mengesampingkan makhluk hidup lainnya. Keyakinan tentang prinsip hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya secara langsung maupun tidak telah disebutkan dalam setiap ajaran agama.
Dalam Islam, dasar ajaran mengenai lingkungan adalah memelihara kesatuan yang dapat dicerminkan dalam kesatuan semua umat, dan antar manusia dengan alam, untuk menjamin kesatuan fisik dan memelihara elemen-elemen kehidupan yang menyusun alam semesta. Kesatuan akan dicapai apabila manusia berjalan dengan bijak menjaga keserasian dan keseimbangan, bahkan tidak membiarkan salah satu kebutuhan khusus mendominasi kebutuhan lainnya (Nasseef, 1986 dalamdiambangkepunahan orangutan abad 21).
Dalam ajaran kristen, merujuk pada kitab kejadian 1: 26-28, dimana dijelaskan struktur dan fungsi alam menurut rancangan Sang Pencipta. Setiap bentuk ciptaan mempunyai fungsi dan nilai masing-masing. Setiap yang diciptakan Nya adalah baik, bahkan sangat baik.Tidak ada sesuatu yang diciptakan tanpa diperlukan .Artinya setiap elemen yang ada di alam semesta ini saling membutuhkan, saling ketergantungan satu sama lain. Apabila ada yang terlalu mendominasi, maka akan membingungkan alur yang sudah ada dan lama kelamaan akan merusaknya. Yang Mulia Dalai Lama berpesan dunia ini semakin lama semakin keci;,semakin tergantung antar unsur-unsur penyusunnya.
Sekarang kebutuhan akan tanggung jawab universal semakin mendesak lagi, bukan hanya tanggung jawab suatu bangsa terhadap bangsa lain, dan antar manusia terhadap sesamanya, tetapi juga antara manusia terhadap bentuk-bentuk kehidupan lainnya. Kecuali mempunyai pengetahuan yang merupakan hasil dari pikiran, pertimbanngan, dan keputusannya, manusia juga mempunyai kehendak yang membedakannya dengan makhluk lain di dunia ini.
Pengandaian merupakan hal yang mendasari kemungkinan adanya kehendak dan kebebasan untuk memilih. Kita sudah melihat bahwa kehendak dasar dan cita-cita utama manusia adalah untuk hidup lebih baik . Kemampuan untuk hidup lebih baik tersebut didukung oleh daya abstraksi budi yang mampu memilih hal yang relevan, kemudian berkembang terus menerus untuk membuat sesuatu yang sama sekali baru. Kekuatan kehendak dapat menegaskan apa yang dirasa, dipikirkan, dan dipertimbangkan. Tanpa kehendak yang kuat, apapun yang dirasa dan dipikirkan tidak akan terwujud dengan baik. Meskipun manusia memiliki perasaan yang halus dan pikiran yang tajam, tetapi bila tidak disertai kehendak yang teguh tidaklah akan menghasilkan sesuatu. Perbedaan antara emas dan sampah terletak pada kualitasnya di dalam bakaran api. Sampah  mudah hangus, sedangkan emas akan semakin menyalakan keasliannya. Demikian halnya dengan kualitas kehendak (Hardonohadi, jatidirimanusiahal 151-154).
Dari apa yang sudah dijabarkan di atas, karya saya terwujud. Dengan mengambil banyak bentuk maupun simbol dari hewan maupun tumbuhan, saya “merayakan kehadiran manusia di bumi ini (HUMAN DAY). Menjadi semacam sindiran buat kita, dimana hewan maupun tumbuhan yang hidup apa adanya dari pemberian Tuhan saja masih bisa banyak bermanfaat buat bumi ini.
Misalnya melalui orang utan yang secara alami selalu menyisakan sedikit makanannya, supaya jatuh kembali ketanah dan selanjutnya menjadi bibit tanaman baru lagi.Masih banyak lagi manfaat bagi bumi yang bisa digambarkan melalui hewan ataupun tumbuhan. Saya coba wujudkan sebanyak yang saya mampu, supaya kehadiran beragam hewan dan tumbuhan dengan segala SIFAT, maupun PERILAKU khasnya dapat dijadikan kembali perenungan.